Senin, 27 Juni 2011

Laporan Praktikum Taksonomi Tumbuhan Acara 3

BAB I
METODE PENELITIAN
A.            Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tumbuhan padi (Oryza sativa), kelapa (Cocos nucifera), Rumput gajah (Penicetum sp.) dan daun bawang (Allium fistulosum). Sedangkan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas dan alat tulis (pensil, bolpoint, penghapus dan penggaris).
B.            Cara Kerja
1.             Timbuhan diamati secara seksama.
2.             Tumbuhan digambar pada kertas yang telah disediakan.
3.             Tumbuhan diidentifikasi family, nama latin, nama daerah dan ciri-cirinya, lalu ditulis disamping gambar.













BAB II
PEMBAHASAN

DAUN BAWANG
Bawang daun (allium sp) telah ditanam sejak berabad-abak yang lalu di Cina dan Jepang. Ia merupakan tanaman perennial (tahunan) yang dibudidayakan secara annual (semusim) atau biennial (dua musim). Tanaman bawang daun tidak menghasilkan umbi, berdaun bulat panjang, dan berlubang seperti pipa. Struktur bunganya sama dengan bawang merah, dengan warna bunga putih. Bijinya yang masih muda berwarna putih dan setelah tua menjadi hitam.
Klasifikasi
Kingdom     : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta ( menghasilkan biji)
Divisi           : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas           : Liliopsida ( berkeping satu/ monokotil)
Sub kelas     : Liliidae
Ordo            : Liliales                   
Famili          : Liliaceae
Genus          : Amilum
Spesies        : Amillum fistulosum L
Bawang Daun diketahui banyak mengandung saponin, tanin, dan minyak asiri Dengan kandungannya tersebut, Bawang Daun berkhasiat untuk meredakan perut kembung, batuk, flu, sesak nafas karena flu, diuretik, diaforetik, nyeri sendi dan anti radang; menghilangkan bengkak karena bisul; serta menghilangkan bebas gigitan serangga.
PADI
Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya beruas-ruas yang di dalamnya berongga (kosong), tingginya 1 sampai 1,5 meter. Pada tiap-tiap buku batang tumbuh daun, yang berbentuk pita dan berpelepah. Pelepah itu membalut hampir sekeliling batang.
Sebutir padi berisi biji sebutir buah. Buah itu bisaanya disebut beras. Buah itu mempunyai selaput. Selaput itu banyak berisi zat vitamin, yang sifatnya dapat menolak penyakit beri-beri. Selaput ini pada beberapa macam padi, mengandung zat warna: ada yang merah muda, ada yang merah tua dan ada pula yang merah hitam. Jika beras dimasak, zat warna itu meresap ke dalam, sehingga nasi menjadi berwarna, menurut warna yang dikandung oleh selaput beras itu.
Regnum            : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Poales
Familia             : Poaceae
Genus               : Oryza
Spesies             : Oryza sativa
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Selaput biji, biji, tangkai buah, dan. Selaput biji dijemur sampai kering.
KEGUNAAN :
Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
- lambung dan limpa lemah,
- tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh di dada dan
perut,
- beri-beri, serta
- tangan dan kaki rasa kesernutan, baal.
Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:
- rambut kotor, dan
- keguguran.
Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:
- demam,
- diare,
- gondongan,
- rematik, keselco,
- radang payudara, radang kulit, dan
- bisul.
Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
- keringat berlebiban, berkeringat spontan, dan
- filariasis.
KELAPA
Klasifikasi
Kingdom                      : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                 : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                  : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                            : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                           : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas                    : Arecidae
Ordo                            : Arecales
Famili                           : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus                           : Cocos
Spesies             : Cocos nucifera L.
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae. Ia adalah satu-satunya spesies dalam genus Cocos, dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah pohon ini yang berkulit keras dan berdaging warna putih. Pohon kelapa biasanya tumbuh di pinggir pantai.
Daun Kelapa
Daun kelapa dapat dibuat menjadi berbagai macam benda. Misalnya bingkai lemari, hiasan janur, keranjang sampah, sapu lidi, sarang ketupat, tatakan, dan tempat buah. Sementara pucuk daunnya dapat dibuat makanan, seperti asinan.
Kemudian manggar atau pangkal pelepahnya dapat dimanfaatkan untuk membuat ragi dan gula. Sementara pelepah keringnya dapat dibuat kipas, sandal, tas tangan, dan topi.
Batang Kelapa
Batang kelapa dapat dimanfaatkan untuk membuat perabotan rumah tangga. Misalnya meja, kursi, bingkai lukisan, dan lainnya. Selain itu, batang kelapa bisa digunakan untuk membuat bahan dasar pembangunan rumah, seperti genteng, papan, dan sebagainya.
Buah Kelapa
Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa, dan lembaga (bakal buah). Banyak dari bagian buah kelapa ini yang bisa dimanfaatkan. Di antaranya, sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa.
Akar Kelapa
Akar kelapa dapat bermanfaat untuk kehidupan. Akar ini bisa dijadikan zat pewarna pada perabotan rumah tangga. Bisa juga dimanfaatkan untuk obatobatan (dalam ukuran atau takaran tertentu).
Sabut kelapa
 yang telah dibuang gabusnya dapat digunakan untuk pelapis jok dan kursi, serta pembuatan tali. Tempurung kelapa juga dapat digunakan untuk arang batok. Arang batok ini dapat digunakan sebagai “kayu bakar”. Bisa juga diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai keperluan industri pengolahan. Tak hanya itu saja, tempurung kelapa juga bisa dijadikan kancing, aksesori kotak perhiasan, dan sebagainya.
Ada pula daging kelapa yang menjadi bagian penting dalam pohon kelapa. Daging kelapa ini bisa dibuat apa saja. Daging kelapa muda dapat dijadikan campuran minuman atau bisa juga dijadikan makanan. Misalnya, kue kelapa, manisan serutan kelapa, salad kelapa. Sementara, daging kelapa yang tua bisa diolah menjadi kelapa parut, santan, kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan), dan minyak.
Tahukah kamu, air kelapa pun dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kecap. Atau, bisa juga dijadikan bahan pembuatan sari kelapa atau biasa disebut nata de coco.
RUMPUT GAJAH (ANGIOSPERMAE)
Klasifikasi
Kingdom                                               : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                                          : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                                           : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                                                     : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                                                    : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kela                                               : Commelinidae
Ordo                                                     : Poales
Famili                                                    : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus                                                    : Pennisetum
Nama daerah: Elephant grass, napier grass (Inggris), Herbe d’éléphant, fausse canne à sucre (Prancis), Rumput Gajah (Indonesia, Malaysia), Buntot-pusa (Tagalog, Filipina), Handalawi (Bokil), Lagoli (Bagobo), Ya-nepia (Thailand), Co’ duôi voi (Vietnam), pasto elefante (Spanyol).
            Rumput (bahasa Inggris: grass) adalah tumbuhan pendek yang sering ada di halaman, pinggir jalan atau lapangan. Rumput dianggap sebagai gulma pengganggu tanaman bila berada di sekitar tanaman yang sengaja ditanam, tapi merupakan aset utama lapangan sepak bola.
 Jenis rumput yang sering kita jumpai adalah Rumput Gajah, Rumput Jepang.
            Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan (graminae ) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (cut and carry) sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay. Selain itu rumput gajah juga bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanah yang baik. Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan introduksi nya dianjurkan oleh banyak pihak
Deskripsi dan Sifat Rumput Gajah
            Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah daun terhadap batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen yang diadakan secara teratur berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein) selalu diatas 7% untuk varietas Taiwan, semakin tua CP semakin menurun)
            Pada daun muda nilai ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup drastis pada usia tua hingga 55%. Batang-batangnya kurang begitu disukai ternak (karena keras) kecuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air.
            Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing.
            Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Oleh karenanya rumput ini secara umum ditanam dan diperbanyak secara vegetatif. Bila ditanam pada kondisi yang baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian sampai 2-3 meter dalam waktu 2 bulan.
            Rumput gajah ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab, tetapi tahan terhadap musim panas yang cukup tinggi dan dapat tumbuh dalam keadaan yang tidak seberapa dingin. Rumput ini juga dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya akan berbeda.
Akan tetapi rumput ini tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus. Secara alamiah rumput ini dapat dijumpai terutama di sepanjang pinggiran hutan.
            Perkembang biakan vegetatif dilakukan baik dengan cara membagi rumpun akar dan bonggol maupun dengan stek batang (minimal 3 ruas, 2 ruas terbenam di tanah). Hal ini dapat dilakukan dengan tangan atau dengan peralatan seperti yang dilakukan pada penanaman tebu. Jarak antar barisan berkisar antara 50 – 200 cm. di daerah yang lebih kering jaraknya lebih lebar. Jarak dalam barisan bervariasi mulai dari 50 – 100 cm. penanaman yang dicampur dengan tanaman lain semisal ubi kayu dan pisang sering dilakukan di kebun rumah.
            Untuk mendapatkan hasil dan ketahanan tinggi, rumput ini ditanam dengan pengairan yang teratur dan pemupukan yang cukup. Pemupukan yang banyak diterapkan biasanya bila rumput sering dipotong / dipanen.
            Kandungan nutrien setiap ton bahan kering adalah N:10-30 kg; P:2-3 kg; K:30-50 kg; Ca:3-6 kg; Mg dan S:2-3 kg. dengan hasil bahan kering tiap tahun 20-40 ton/Ha, karenanya banyak zat diserap dari tanah. Jika tidak dipupuk hasilnya akan segera menurun drastis dan gulma akan menyerang. Walaupun rumput gajah jarang ditanam dengan polong-polongan (legume), namun tetap dapat dikombinasikan dengan baik.
            Penyakit yang biasa menyerang yaitu kutu Helminthosporium sacchari. Tindakan yang paling baik untuk mencegahnya adalah dengan menggunakan kultivar yang tahan penyakit tersebut. Namun demikian secara umum kami tidak menemukan serangan hama pada rumput gajah yang ditanam. Kebanyakan hanya merupakan serangan belalang dan ulat yang masih bisa di tolerir.
            Rumput gajah dapat dipanen sepanjang tahun. Biasanya rumput ini diberikan dalam bentuk segar, tetapi dapat juga diawetkan sebagai silase.  Hasil bahan kering setiap tahun diharapkan berkisar 2 - 10 ton/hektar untuk tanaman yang tidak dipupuk atau dengan pupuk yang sedikit, tetapi yang menggunakan banyak pupuk N dan P hasilnya berkisar antara 6 - 40 ton/hektar.
            Prospek rumput gajah cukup baik bila dilakukan pemupukan yang baik pula. Dengan memanen pada pertumbuhan yang masih muda atau dengan menggunakan kultivar yang baik akan mencapai nilai pakan yang tinggi. Keuntungan dari jenis ini adalah kemampuannya berproduksi, dapat ditanam dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat diusahakan secara mekanis atau juga untuk pertanian/peternakan skala kecil.
ARACACEAE
Herba atau perdu tidak berambut ,menahun kerapkali dengan umbi atau akar rimpang. Daun sangat berbeda bentuk kadang-kadang selama berbunga tidak ada. Bunga terkumpul menjadi tongkol tidak bercabang, yang pangkalnya mempunyai daun pelindung. Bunga berjejal rapat pada sumbu tongkol, berkelamin 2 atau 1 dan berumah 1, bunga jantan di atas bunga betina, kadang-kadang terpisah oleh satu ruangyang kosong atau satu jalur bunga mandul. Tenda bunga ada atau tidk ada bakal buah menumpang, beruang 1 hingga banyak, ruang dengan 1 biji atau banyak. Tangkai putik dengan benang sari sangat berbeda. Buah buni kadang pecah tidak beraturan.
POACEAE
Suku padi-padian, Poaceae, Glumiflorae, atau Graminae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Poales, klad commelinids (eumonocots).
Anggota
Anggota suku ini adalah yang paling tinggi populasinya di dunia karena banyak tanaman budidaya yang menjadi anggotanya dan ditanam luas sebagai bahan pangan utama. Di dalamnya termasuk tumbuhan seperti padi, gandum, jagung, jelai, jewawut, serta sorgum (cantel). Selain itu, bambu dan tebu juga termasuk di dalamnya. Bahan pakan ternak juga banyak memanfaatkan anggota suku ini, seperti rumput gajah dan rumput raja. Anggota suku ini beberapa di antaranya merupakan tumbuhan pengganggu (gulma) yang penting, seperti alang-alang dan rumput bandotan. Ada anggotanya yang merupakan sumber wangi-wangian, yaitu rumput akar wangi dan serai (termasuk sitronela).
Ciri
Pada umumnya, ciri tumbuhan Poaceae berbatang beruas-ruas, bunga tak bermahkota, serta daun berbentuk pita.
LILIACEAE
Liliaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales, klad monocots.
Suku talas-talasan atau Araceae mencakup berbagai macam tumbuhan monokotil dengan ciri khas bunga majemuk bertipe "tongkol" yang berseludang (spatha). Jenis-jenisnya banyak dikenal orang: sebagian karena dapat dimakan umbinya, terutama dari genus Alocasia, Colocasia (talas bogor), serta Amorphophallus (suweg); sebagian karena keindahannya sebagai tanaman hias, seperti Dieffenbachia, Aglaonema, sri rejeki (Maranta), dan kuping gajah (Anthurium); dan salah satu anggotanya memegang rekor sebagai bunga majemuk tunggal terbesar sedunia (bunga bangkai raksasa, Amorphophallus titanum Becc.).









DAFTAR PUSTAKA

Lembaaga Biologi Nasional. 1981. Rumput Pegunungan. LIPI : Bogor.
Sunarto. 1999. Klasifikasi Tumbuhan Dan Pusat Asal Sejumlah Tanaman. Purwokerto: CV. IKIP Semarang Press.
Steenis, Van. 1981. Flora cetakan ketiga. P T Pradnya Paramita, Jakarta
Djajadirana, Supraptono. 2000. Kamus Dasar Agronomi. PT. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Lembaaga Biologi Nasional. 1981. Rumput Pegunungan. Bogor: LIPI.
Steenis, Van. 1981. Flora cetakan ketiga. Jakarta: Pradnya Paramita.
Sunarto. 1999. Klasifikasi Tumbuhan Dan Pusat Asal Sejumlah Tanaman. Purwokerto: CV. IKIP Semarang Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Jogyakarta Gadjah Mada University Press.
Vidyarthi, R.D. and S.C. Tripathi. 2002. A Texbook of Botany. S. Chand & Company Ltd. Ram Nagar, New Delhi. India

Tidak ada komentar:

Posting Komentar